Selasa, 24 April 2012

Hasil diskusi kelas

A.
Pertanyaan

3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?

Pendapat

Kelompok Clara, Lisdiana, Desima:
Lebih baik karena membantu untuk bersosialisasi dengan orang seluruh dunia, terbuka tidah tertutup/personal seperti sebelumnya.

Tanggapan

> Kelompok 8 = Resi, Nurhayani, Bang Irfan.
Contoh ubiquitous computing dalam cakupan pendidikan dan dunia ?
Jawaban:
E-learning, dan lain-lain.

> Kelompok 16 = Atika Mentari, Icfadila, Laili Isrami.
Tidak hanya komputer yang terkoneksi dengan internet. Tetapi yang lainnya bisa.

> Kelompok 15 = Roni, Siti Melisa, Nurfazrina.
Tidak menjelaskan baik buruk. Masa depan » komputer.
- 1 komputer, banyak orang = kurang efektif.
- 1 komputer, 1 orang = kurang sosialisasi.
- Ubiquitous Computing = biaya murah untuk pendidikan dan yang lainnya.



B.
Pertanyaan

3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?

Pendapat

Kelompok Nisa Astarid, Angelia, Mentari, Edwin:
Memaksa untuk eksis melalui gadget untuk membantu dalam pembelajaran.

Tanggapan

> Kelompok 10 = Liandra, Merry, Friska.
Peranan dalam bidang pendidikan ?
Jawaban:
(+) WiFi untuk mengakses, seperti mencari jawaban pertanyaan saat persentase sebagai referensi tambahan.
(-) Mencontek jawaban ketika ujian atau kuis.

> Kelompok 6 = Kak Husna.
Apakah sekarang masih masa transisi ?
Jawaban:
Belum terlalu memanfaatkan ubiquitous computing.


Penjelasan Bu Dina:

Ubiquitous computing = kebanjiran informasi, sudah berjalan di belahan dunia lain.

Di Indonesia belum ubiquitous computing.



C.
Pertanyaan

2. Perkembangan pengenalan komputer atau internet sesuai dengan standar grade yang ada dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia khususnya di Medan atau dilihat dari pengalaman ?

Pendapat

Kelompok Gusti, Rifany, Mianty, Elda:
Sudah berkembang, dari pengenalan teknologi sejak SD. Seperti mencari jawaban dari tugas yang diberikan dari guru melalui internet.

Tanggapan

> Kelompok 12 = Ajeng, Cyntia Merilyn, Rachel.
Kurang pada pengaplikasiannya di sekolah. Contohnya, di SMA masih belajar Ms.Word.

> Kelompok 4 = Andhika, Agnes, Etika Manda, Cyntia Halim.
Dampak buruk internet.
Pengenalan internet terlalu dini.

> Kelompok 6 = Kak Husna.
Di buku dan di Medan sudah sesuai apa belum ?


Penjelasan Bu Dina:

Dampak parah = karena belajar tidak tuntas, tidak cukup kemampuan untuk memfilter.

Melek teknologi = mengetahui baik/buruknya teknologi, yang buruk di ignore.

Sekolah bertugas untuk membekali, problemnya adalah SDM yang tidak siap.


Teknologi dan Pendidikan

TUGAS KELOMPOK
 
1. Apa yang bersinggungan dengan teknologi dan pendidikan setelah membaca buku psikologi pendidikan Santrock ?


Ruang lingkup teknologi:
Komputer, internet, proyektor, gadget, dan lain-lain.

Ruang lingkup pendidikan:
Murid, guru/dosen, sistem pengajaran, kurikulum, dan lain-lain.

Kesimpulan;
Persinggungannya adalah sebagai sarana pemerolehan informasi bagi murid-murid/mahasiswa (melalui internet, dan lain-lain) dan memfasilitasi proses belajar-mengajar. Teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa dekade, tetapi teknologi masih dipakai secara sederhana dan berubah dengan lamban. Namun, kini teknologi berubah secara dramatis.

Kami memandang ini sebagai proses yang akan berkesinambungan.



2. Perkembangan pengenalan komputer atau internet sesuai dengan standar grade yang ada dibandingkan dengan pendidikan di Indonesia khususnya di Medan atau dilihat dari pengalaman ?


>Pra-taman Kanak-kanak Sampai Grade Dua:
Di Indonesia khususnya di Medan penggunaan internet pada ruang lingkup ini belum memenuhi standar internasional. Hanya sedikit yang memenuhi standar ini seperti TK berstandar internasional. Itupun belum berjalan dengan efektif. Karena mereka lebih tertarik di dunia games pada internet dari pada sarana edukasi yang ada di internet.

Namun menurut kelompok kami, ini bisa diarahkan ke arah yang lebih baik dengan pemberian edu games. Sedangkan pada tingkat SD awal umumnya di Medan sudah mulai diperkenalkan seperti pada mata pelajaran komputer.


>Grade 3 Sampai 5:
Di Indonesia khususnya di Medan sama seperti di atas hanya ditemukan sedikit sekolah yang memenuhi standar ini. Sekolah-sekolah tersebut yang memang menggunakan standar internasional yang sudah diakui.

Pada masa ini anak-anak di Medan sudah bisa mengakses sendiri namun di luar sekolah. Dan e-learning sepertinya masih sangat kurang diterapkan.


>Grade 6 Sampai 8:
Di Indonesia khususnya di Medan sama seperti di atas, anak-anak belum terlalu menggunakan internet/software untuk mengakses apa yang mereka inginkan. Karena mereka harus belajar cara mengoprasikan software tersebut. Sebagian menguasai dan sebagian yang lainnya hanya untuk hal-hal tertentu saja mereka mengaksesnya.


>Grade 9 Sampai 12:
Lumayan sudah berkembang pada beberapa sekolah dan anak-anak.


Kesimpulan:
Di Indonesia, memang masih sedikit ketinggalan dari standar Internasional. Hal ini disebabkan Indonesia masih terus berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satunya dengan program pemerintah memberikan sumbangan komputer gratis pada beberapa sekolah dan pemasangan internet/WiFi di sekolah-sekolah.



3. Ubiquitous computing melihatnya sebagai seorang mahasiswa psikologi yang sedang memahami tentang teknologi pendidikan ?


Ubiquitous computing > Distribusi komputer ke lingkungan, ketimbang personal > Prediksi ke masa depan > perangkat teknologi umum akan terkoneksi dengan internet > Komputer eksis di dunia manusia.

Keuntungan:
Dimanapun bisa mengakses internet.

Menurut sudut pandang kami, hal ini sangat bagus untuk perkembangan pendidikan sepanjang hal tersebut digunakan untuk hal-hal yang baik dan sesuai aturan. Selain itu, dunia memang menuntut kita untuk mengoprasikan teknologi.

Senin, 09 April 2012

Psikologi Sekolah

TUGAS KELOMPOK

Kedudukan psikolog sekolah dalam ilmu psikologi adalah seseorang yang bergerak di dalam bidang belajar dan mengajar terutama di sekolah. Perannya bersifat menyeluruh dan tujuannya adalah untuk membantu sekolah dalam menyelesaikan berbagai macam masalah kesehatan mental yang dihadapi anak didik dan juga masalah anak didik di dalam kelas.
Perbedaan antara psikologi pendidikan dan psikologi sekolah adalah:
•    Psikologi pendidikan adalah ilmu psikologi yang ilmunya diterapkan ke dalam dunia pendidikan. Sedangkan psikologi sekolah adalah cabang dari ilmu psikologi yang ilmunya diterapkan ke dalam dunia sekolah saja.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa ruang lingkup psikologi pendidikan lebih luas daripada psikologi sekolah. Namun, pelaksanaan tugas dalam psikologi sekolah ternyata juga banyak cakupannya tetapi hanya berlaku untuk sekolah.
Adapun sekolah-sekolah selalu dianggap sebagai agen perubahan. Sekolah diharapkan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga sekolah tidak saja berperan dalam mengajar anak, namun juga mendidik anak dengan cara yang benar dan merubah perilaku anak dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Setiap sekolah juga diharapkan untuk dapat memenuhi harapan orang tua dengan mendidik anaknya dengan baik agar dapat menjadi generasi penerus bangsa yang matang, berbakat, bijaksana serta berbudi pekerti baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah-sekolah harus mempunyai metode belajar yang diterapkan kepada anak didiknya. Beberapa jenis metode belajar yang dapat diterapkan antara lain:
•    Metode belajar kelompok
•    Metode diskusi
•    Metode ceramah
•    Metode tanya jawab
•    Metode studi mandiri
•    Metode studi kasus
•    Metode proyek
•    Metode eksperimen
•    Metode bercerita
•    Metode pemecahan masalah
Metode-metode tersebut diatas dapat digabung metodenya ataupun dapat dilakukan dengan sendiri sendiri tergantung dari guru dan juga kondisi yang diharapkan.
Selain itu, di dalam sekolah dapat juga terjadi hal-hal atau masalah yang sering mengakibatkan konflik. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:
•    Perilaku anak yang menyimpang, seperti tidak patuh atau tidak sopan terhadap guru, malas sekolah, ataupun anak dapat mengalami konflik dengan sesama teman yang memicu terjadinya perpencaran dan pertengkaran.
•    Tawuran antar sekolah yang merupakan permasalahan buruk yang penyelesaiannya harus dengan kepala dingin kedua pihak.
Sedangkan solusi yang dapat diberikan terhadap masalah tersebut dalah dengan memberikan penyuluhan atau konseling terhadap anak yang bersangkutan sehingga mereka dapat mengubah sifat mereka. Ketika mereka tidak lagi dapat berkompromi, pihak sekolah ataupun psikolog sekolah yang membantu dapat memberikan hukuman agar mereka tidak akan mengulangi perbuatan mereka lagi.
Peran seorang psikolog sekolah adalah penting pada masa sekarang. Seperti masalah diatas dapat diatasi oleh seorang psikolog sekolah. Adapun fungsi lain dari seorang psikolog sekolah adalah untuk melakukan diagnostik termasuk pelaksanaan tes, melakukan wawancara dengan siswa, guru dan orang tua ataupun orang lain yang terlibat dalam pendidikan siswa, observasi di kelas, mempelajari prestasi belajar sekolah, dan lain-lain.
Layanan yang dapat diberikan oleh seorang psikolog sekolah antara lain:
•    Assesment dan pelatihan untuk guru
•    Memberikan konseling atau bimbingan kepada anak didik dengan menjelaskan betapa pentingnya sekolah dan kelakuan mereka di dalam lingkup sekolah serta prestasi yang diharapkan
•    Parenting class
•    Pemerikasaan psikologis
•    Training untuk siswa maupun guru.
Hal terakhir yang harus kita ketahui adalah perbedaan antara seorang psikolog sekolah, psikolog pendidikan, dan guru BK. Seorang psikolog pendidikan tidak harus terlibat secara langsung ke dalam semua aktivitas di sekolah karena tugasnya hanya sekedar meneliti dan mengeluarkan teori. Sedangkan seorang psikolog sekolah berkewajiban menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang menurutnya dapat mengembangkan potensi sekolah dan menyelenggarakan hal-hal lain yang terbukti keampuhannya menerut hasil yang telah diteliti oleh seorang psikolog pendidikan. Lain halnya dengan guru BK yang hanya berfokus pada anak didik saja dan memberikan pelayan khusus untuk anak didik dan tidak berperan dalam mengembangkan potensi sekolah maupun melakukan tes atau penelitian yang bersangkutan dengan sekolah.
Demikian hasil diskusi dari kelompok kami. Terima kasih :)

Rabu, 04 April 2012

Pentingnya Pendidikan Taman Kanak-Kanak

    TUGAS KELOMPOK
Nama anggota: 
Vilya Sutanto (11-040)

      Pada zaman terdahulu masih banyak anak yang tidak mengikuti pendidikan taman kanak-kanak dan langsung masuk ke sekolah dasar (SD) karena persyaratannya hanya anak sudah harus bisa membaca. Namun pada zaman sekarang, banyak orang tua yang sudah memasukkan anaknya ke dalam Taman Kanak-kanak (TK)sebelum masuk ke jenjang Sekolah Dasar (SD). Menurut kelompok kami, ada sisi positifnya dari tindakan orang tua memasukkan anak ke TK. Hal ini dapat dipandang melalui aspek kognitif, sosial, emosional, ataupun fisik.
    Jika ditinjau dari aspek kognitif, anak yang memiliki dasar pendidikan taman kanak-kanak (TK) akan lebih terorientasi dan juga imajinatif. Hal ini disebabkan karena pada pendidikan TK, banyak diajarkan cara membayangkan dan kemampuan berpikir sang anak lebih digali dengan diajukannya pertanyaan. Selain itu, lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang cenderung mendukung anak agar dapat belajar dan memperoleh informasi dasar yang diperlukannya. Dengan demikian, cara berpikir dan kognitif anak akan lebih terarahkan.
    Jika ditinjau dari aspek sosial, hal ini sudah pasti berpengaruh. Sosialisasi anak adalah hal yang harus diperhatikan. Anak yang telah mempunyai pendidikan TK, anak lebih mudah untk menyesuaikan diri ketika memasuki jenjang SD setelahnya. Hal ini disebabkan, anak tersebut sudah terbiasa dengan sekolah dan juga kesibukan yang dialaminya. Setidaknya, anak tersebut juga akan lebih mudah bersosialisasi dengan teman barunya di SD. Anak-anak yang memiliki pendidikan TK, akan mempunyai dunia yang tidak berfokus pada dirinya sendiri lagi, namun juga kepada lingkungan dan orang di sekitarnya. Anak tersebut akan belajar untuk bersosialisasi lebih awal dan belajar untuk mengenal teman-teman di sekitarnya.
    Jika ditinjau dari aspek emosional, anak-anak TK sebenarnya masih memiliki emosi yang tidak stabil. Mereka masih dapat menangis sewaktu-waktu. Namun, jika anak-anak diberikan pendidikan TK, mungkin saja anak tersebut dapat terlatih dan menjadi lebih sabar atau setidaknya sedikit lebih sabar dan belajar untuk mengendalikan emosi dengan skala kecil-kecilan.
    Sebaliknya, dari aspek fisik, yang kita ketahui adalah anak TK ada anak yang diatas 5 tahun ataupun dibawah 5 tahun. Perkembangan fisik mereka tergantung gizi yang mereka peroleh. Ada banyak sekolah TK yang menyediakan makanan bagi anak didiknya ketika mereka berarda di dalam sekolah. Hal ini setidaknya dapat mendukung pertumbuhan fisik mereka walaupun sebenarnya yang lebih berperan penting disini adalah keluarga.