Kemolmpok 12
Rica Amelia (08-044)
Vilya Sutanto (11-040)
Eva Brahmana (11-126)
Pada mata kuliah Psikologi Pendidikan topik Andragogi, kami diberi kesempatan untuk membuat suatu simulasi tentang perbedaan antara pedagogi dengan andragogi.
Kelompok kami mendapatkan kesempatan pertama untuk menampilkan adegan kecil-kecilan kami yang masih belum sempurna. Adapun simulasi pada tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut:
Pedagogi:
Kak Rica Amelia berperan sebagai ibu guru pada suatu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sedang mengajarkan mata plajaran Bahasa Indonesia kepada dua muridnya yaitu saya dan Eva. Gaya pengajaran yang dilakukan oleh Kak Rica adalah cara pengajaran pedagogis dimana guru memberikan ilmunya kepada muridnya dan segalanya berpusat pada guru itu sendiri. Sang guru disini berperan sebagai seseorang yang membimbing anak menuju kedewasaan.
Andragogi:
Masih Kak Rica sebagai dosen dan kami sebagai mahasiswanya. Andragogi merupakan proses pendidikan bagi orang dewasa untuk mengembangkan orang dewasa itu sendiri. Oleh karena itu, simulasi yang kami berikan adalah dosen yang membuat suasana kelas seperti diskusi. Ada tanya jawab, namun dosen tidak lagi berperan sebagai pusat dari segalanya. Mahasiswa mencari tau sendiri dulu lalu mendiskusikannya di kelas bersama dengan teman teman maupun dosen
Jumat, 08 Juni 2012
Kamis, 07 Juni 2012
Andragogi
1. Pengertian
Teori Belajar Andragogi
Andragogi berasal dari
bahasa Yunani kuno: "aner" yang berarti orang dewasa,
dan agogus yang berarti membimbing atau membina. Istilah lain yang sering
dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata
"paid" artinya anak dan "agogus" artinya membimbing atau memimpin. Dengan
demikian secara harfiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan membimbing atau
memimpin atau mengajar anak. Karena pengertian pedagogi adalah seni atau
pengetahuan membimbing atau mengajar anak maka apabila menggunakan istilah
pedagogi untuk kegiatan pendidikan atau pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak
tepat, karena mengandung makna yang bertentangan. Banyak praktik proses belajar
dalam suatu pelatihan yang ditujukan kepada orang dewasa, yang seharusnya
bersifat andragogis, dilakukan dengan cara-cara yang pedagogis. Dalam hal ini
prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat
diberlakukan bagi kegiatan pelatihan bagi orang dewasa.
Dengan demikian maka kalau
ditarik pengertiannya sejalan dengan pedagogi, maka andragogi secara harfiah
dapat diartikan sebagai ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang
dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri,
maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah
kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan
bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered
Training/Teaching).
2.
Perkembangan
Teori Belajar Andragogi
Malcolm Knowles
dalam publikasinya yang berjudul "The Adult Learner, A Neglected Species"
yang diterbitkan pada tahun 1970 mengungkapkan teori belajar yang tepat bagi
orang dewasa. Sejak saat itulah istilah "Andragogi" makin diperbincangkan oleh
berbagai kalangan khususnya para ahli pendidikan.
Sebelum muncul Andragogi,
yang digunakan dalam kegiatan belajar adalah Pedagogi. Konsep ini menempatkan
murid/siswa sebagai obyek di dalam pendidikan, mereka mesti menerima pendidikan
yang sudah di setup oleh sistem pendidikan, di setup oleh gurunya/pengajarnya.
Apa yang dipelajari, materi yang akan diterima, metode panyampaiannya, dan
lain-lain, semua tergantung kepada pengajar dan tergantung kepada sistem. Murid
sebagai obyek dari pendidikan.
Sedangkan dalam Andragogy ini,
kita mengenal istilah-istilah Enjoy Learning, Workshop, Pelatihan Outbond,dll, dan
dari konsep Pendidikan Andragogy inilah kemudian muncul konsep-konsep
Liberalisme pendidikan, Liberasionisme pendidikan dan Anarkisme pendidikan.
Liberalisme pendidikan bertujuan jangka panjang untuk melestarikan dan
memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar setiap siswa
sebagaimana cara menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari
secara efektif. Liberasionisme pendidikan adalah sebuah sudut pandang yang
menganggap bahwa kita musti segera melakukan perombakan berlingkup besar
terhadap tatanan politik (dan pendidikan) yang ada sekarang, sebagai cara untuk
memajukan kebebasan-kebebasan individu dan mempromosikan perujudan
potensi-potensi diri semaksimal mungkin.
3.
Asumsi-Asumsi Pokok Teori Belajar Andragogi
Malcolm Knowles (1970)
dalam mengembangkan konsep andragogi, mengembangkan empat pokok asumsi sebagai
berikut:
a.
Konsep
Diri:
Asumsinya bahwa kesungguhan dan kematangan diri seseorang bergerak dari
ketergantungan total (realita pada bayi) menuju ke arah pengembangan diri
sehingga mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dan mandiri. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa secara umum konsep diri anak-anak masih tergantung
sedangkan pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri. Karena kemandirian
inilah orang dewasa membutuhkan memperoleh penghargaan orang lain sebagai
manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri (Self Determination), mampu
mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction). Apabila orang dewasa tidak
menemukan dan menghadapi situasi dan kondisi yang memungkinkan timbulnya
penentuan diri sendiri dalam suatu pelatihan, maka akan menimbulkan penolakan
atau reaksi yang kurang menyenangkan. Orang dewasa juga mempunyai kebutuhan
psikologis yang dalam agar secara umum menjadi mandiri, meskipun dalam situasi
tertentu boleh jadi ada ketergantungan yang sifatnya sementara.
Hal ini menimbulkan implikasi dalam pelaksanaan praktek pelatihan, khususnya yang berkaitan dengan iklim dan suasana pembelajaran dan diagnosa kebutuhan serta proses perencanaan pelatihan.
Hal ini menimbulkan implikasi dalam pelaksanaan praktek pelatihan, khususnya yang berkaitan dengan iklim dan suasana pembelajaran dan diagnosa kebutuhan serta proses perencanaan pelatihan.
b.
Peranan Pengalaman:
Asumsinya adalah bahwa
sesuai dengan perjalanan waktu seorang individu tumbuh dan berkembang menuju ke
arah kematangan. Dalam perjalanannya, seorang individu mengalami dan
mengumpulkan berbagai pengalaman pahit-getirnya kehidupan, dimana hal ini
menjadikan seorang individu sebagai sumber belajar yang demikian kaya, dan pada
saat yang bersamaan individu tersebut memberikan dasar yang luas untuk belajar
dan memperoleh pengalaman baru. Oleh sebab itu, dalam teknologi pelatihan atau
pembelajaran orang dewasa, terjadi penurunan penggunaan teknik transmittal
seperti yang dipergunakan dalam pelatihan konvensional dan menjadi lebih
mengembangkan teknik yang bertumpu pada pengalaman. Dalam hal ini dikenal dengan
"Experiential Learning Cycle" (Proses Belajar Berdasarkan Pengalaman).
Hal in menimbulkan implikasi terhadap pemilihan dan penggunaan metoda dan teknik
kepelatihan. Maka, dalam praktek pelatihan lebih banyak menggunakan diskusi
kelompok, curah pendapat, kerja laboratori, sekolah lapang, melakukan praktek
dan lain sebagainya, yang pada dasarnya berupaya untuk melibatkan peranserta
atau partisipasi peserta pelatihan.
c.
Kesiapan Belajar
: Asumsinya bahwa setiap individu semakin menjadi matang sesuai dengan
perjalanan waktu, maka kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau
paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh
tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Pada seorang
anak belajar karena adanya tuntutan akademik atau biologiknya. Tetapi pada orang
dewasa siap belajar sesuatu karena tingkatan perkembangan mereka yang harus
menghadapi dalam peranannya sebagai pekerja, orang tua atau pemimpin organisasi.
Hal ini membawa implikasi terhadap materi pembelajaran dalam suatu pelatihan
tertentu. Dalam hal ini tentunya materi pembelajaran perlu disesuaikan dengan
kebutuhan yang sesuai dengan peranan sosialnya.
d.
Orientasi
Belajar:
Asumsinya yaitu bahwa pada anak orientasi belajarnya seolah-olah sudah
ditentukan dan dikondisikan untuk memiliki orientasi yang berpusat pada materi
pembelajaran (Subject Matter Centered Orientation). Sedangkan pada orang
dewasa mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada
pemecahan permasalahan yang dihadapi (Problem Centered Orientation). Hal
ini dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolah-olah merupakan kebutuhan untuk
menghadapi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan keseharian, terutama dalam
kaitannya dengan fungsi dan peranan sosial orang dewasa. Selain itu, perbedaan
asumsi ini disebabkan juga karena adanya perbedaan perspektif waktu. Bagi orang
dewasa, belajar lebih bersifat untuk dapat dipergunakan atau dimanfaatkan dalam
waktu segera. Sedangkan anak, penerapan apa yang dipelajari masih menunggu waktu
hingga dia lulus dan sebagainya. Sehingga ada kecenderungan pada anak, bahwa
belajar hanya sekedar untuk dapat lulus ujian dan memperoleh sekolah yang lebih
tinggi. Hal ini menimbulkan implikasi terhadap sifat materi pembelajaran atau
pelatihan bagi orang dewasa, yaitu bahwa materi tersebut hendaknya bersifat
praktis dan dapat segera diterapkan di dalam kenyataan sehari-hari.
Daftar pustaka:
http://www.oocities.org/teknologipembelajaran/andragogi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Andragogi
Minggu, 03 Juni 2012
Tugas Survey
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
2011/2012 di Fakultas Psikologi Univeritas Sumatera Utara, saya akan
mengadakan penelitian mengenai Kwik Survey yang sedang saya gunakan
untuk membantu angket saya. Yang ingin saya teliti adalah bermanfaatkah website Kwik Survey bagi mahasiswa-mahasiswa yang memerlukan pembuatan angket. Hal ini juga berhubungan dengan mata kuliah Psikologi Pendidikan yang sedang saya ambil. Oleh karena itu, saya menyediakan 8 pertanyaan yang berkaitan dengan topik saya. Dan hasil dari survey saya dapat dilihat sebagai berikut
1. Pembuatan angket / skala sangat memudahkan survey
4. Website Kwik Survey sangat membantu dalam pembelajaran online
1. Pembuatan angket / skala sangat memudahkan survey
|
4. Website Kwik Survey sangat membantu dalam pembelajaran online
|
- Survey online (Kwik Survey) ini sangat membantu dalam pembuatan angket maupun perhitungan. Sebagian besar peserta setuju bahwa survey online ini perlu disebarluaskan untuk pengguna yang membutuhkan
- Sebagian besar peserta merasa mendapatkan sesuatu yang baru tentang kegunaan website ini untuk keperluan perkuliahan dan merasa senang telah diajari cara penggunaanya
- Sebagian besar peserta merasa bahwa mata kuliah pendidikan mengajarkan banyak cara mengoperasikan teknologi, salah satunya yaitu penggunaan website Kwik Survey ini
- Angket memegang peranan penting dalam proses survey
Sabtu, 02 Juni 2012
Take a look
Hi semuanya. Dalam postingan ini, saya hanya ingin berbagi tentang gambar-gambar yang saya anggap menarik yang didapat saat browsing. Oke, menurut saya ini bukan hanya menarik, bahkan lucu dan menggelikan. Berikut adalah gmbar-gambar tersebut.
Disana dituliskan "Life's too short for a wrong job"
Apakah Anda dapat apa yang dimaksud? :)
MAGIC JOBS
Disana dituliskan "Life's too short for a wrong job"
Apakah Anda dapat apa yang dimaksud? :)
Let's Fight
Less than one week to Final Test. Time flies really fast. It's like yesterday I was still in the first semester and today my second semester is going to end soon. But I'm glad that at least I could stand until today. I'm glad that at my family and my friends are very supportive.
Let's fight for the Final test, friends! Because life is all about giving in our effort! Good luck everyone. May God bless you and have a nice weekend :)
Truly from heart,
Vilya
*akhirnya bisa post tentang yang diluar mata kuliah. HOHOHO. Sebenarnya jarang nge-post disini karena udah punya blog pribadi. Tapi akhirnya ada beberapa hal tentang perkuliahan dan juga hal-hal yang ingin saya bagi, saya post disini deh. hohoho.
Let's fight for the Final test, friends! Because life is all about giving in our effort! Good luck everyone. May God bless you and have a nice weekend :)
Truly from heart,
Vilya
*akhirnya bisa post tentang yang diluar mata kuliah. HOHOHO. Sebenarnya jarang nge-post disini karena udah punya blog pribadi. Tapi akhirnya ada beberapa hal tentang perkuliahan dan juga hal-hal yang ingin saya bagi, saya post disini deh. hohoho.
Kamis, 31 Mei 2012
Pedagogi
Kata "pedagogi" berasal dari bahas Yunani yang secara literal berarti mendidik anak. Kata pedagogi biasanya berhubungan dengan pendidikan yang merujuk pada konteks pembelajaran dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. Pedagogi merupakan seni atau ilmu dalam menjadi seorang guru. Pedagogi juga merujuk kepada strategi mengajar atau gaya pembelajaran yang diterapkan.
Untuk menjadi guru yang ahli (expert teacher), diperlukan beberapa elemen penting, yaitu:
Hal lain yang dibutuhkan guru selain strategi pengajaran umum adalah pengetahuan isi pedagogis tentang cara mengajarkan suatu pelajaran tertentu secara efektif.
Dalam pedagogi, akan dibahas berbagai macam pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu anak membaca, menulis, matematika, sains, dan studi sosial secara efektif. Begitu pula dengan masing-masing bidang yang mempunyai banyak pendekatan-pendekatan misalnya pendekatan kognitif, pendekatan konstruktif sosial, perubahan developmental, dan lain-lain.
Untuk menjadi guru yang ahli (expert teacher), diperlukan beberapa elemen penting, yaitu:
- guru harus mempunyai pengetahuan yang unggul dalam isi atau materi dari suatu pelajaran atau disiplin ilmu (expert knowledge)
- guru harus memiliki pengetahuan tentang cara mengajarkan disiplin ilmu tertentu secara disiplin (pedagogical content knowledge)
Hal lain yang dibutuhkan guru selain strategi pengajaran umum adalah pengetahuan isi pedagogis tentang cara mengajarkan suatu pelajaran tertentu secara efektif.
Dalam pedagogi, akan dibahas berbagai macam pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu anak membaca, menulis, matematika, sains, dan studi sosial secara efektif. Begitu pula dengan masing-masing bidang yang mempunyai banyak pendekatan-pendekatan misalnya pendekatan kognitif, pendekatan konstruktif sosial, perubahan developmental, dan lain-lain.
Jumat, 11 Mei 2012
Blended Learning
Blended learning adalah sebuah istilah yang digunakan ketika proses belajar-mengajar dilakukan dengan cara tatap muka, namun pelaksanaannya menggunakan google talk atau pun chattingan seperti yang dilakukan pada kelas. Jadi, sesuai dengan artinya, blended artinya pencampuran. Pemcampuran dalam pembelajaran ini menjadi salah satu metode belajar belajar yang dapat digunakan. Jadi, kita dapat berdiskusi tanpa mengeluarkan suara ataupun membuat keributan. Dengan blended learning juga kita dapat belajar bagaimana mengoperasikan teknologi yang sekarang sudah sangat canggih dan sepantasnya kita belajar untuk menggunakannya. Hal ini dikarenakan teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan kita. Jadi dengan adanya blended learning inilah, kita pun dapat belajar dengan teknologi dan juga berdiskusi sekaligus. Seperti ada pepatah mengatakan, sambil menyelam minum air.
Walaupun metode blended learning masih jarang digunakan, namun blended learning masih dapat berkembang sesuai dengan perkiraan saya. Jadi proses pemerolehan informasi dapat juga diperoleh dari metode blended learning ini.
Saya sendiri senang dengan blended learning ini walaupun saya termasuk mahasiswa yang gaptek dan kurang mampu mengoperasikan teknologi, namun ini menjadi peluang saya untuk lebih bahkan lebih lagi dan membuka xakrawala saya lebih luas lagi. Demikian dan terima kasih :)
Walaupun metode blended learning masih jarang digunakan, namun blended learning masih dapat berkembang sesuai dengan perkiraan saya. Jadi proses pemerolehan informasi dapat juga diperoleh dari metode blended learning ini.
Saya sendiri senang dengan blended learning ini walaupun saya termasuk mahasiswa yang gaptek dan kurang mampu mengoperasikan teknologi, namun ini menjadi peluang saya untuk lebih bahkan lebih lagi dan membuka xakrawala saya lebih luas lagi. Demikian dan terima kasih :)
Langganan:
Postingan (Atom)